top of page
Lukisan Teras Sawah

Data dan Potensi
Kabupaten Konawe

Kabupaten Konawe merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara yang memiliki beragam potensi sumberdaya yang dapat dikembangkan sebagai daerah tujuan investasi

Logo Konawe-Sultra_edited.png

01

Lambang Daerah

BENTUK

 

Logo Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara Berbentuk perisai (dalam bahasa daerah tolaki disebut kinia) segi lima sama sisi berwarna hijau dan dengan tepi berwarna putih. Perisai sebagai alat pelindung kelanjutan hidup. Segi lima perlambang falsafah Pancasila. Tepi warna putih lambang kesucian dan keihlasan. Warna dasar hijau pertanda kesuburan dan kemakmuran.

Bagian - Bagian Penting

 

BULIR KAPAS DAN PADI

 

Bulir kapas dan padi melambangkan kesejahteraan. Bulir kapas yang berbuah 8 (delapan) berdaun kelopak 4 (empat) dan lengkungan mahkota 5 (lima). Bulir padi berjumlah 17 (tujuh belas) buah. Kesemuanya itu menandakan tanggal bulan dan tahun kemerdekaan kita Republik Indonesia, 17-8-1945. - BINTANG 5 (lima). Bintang lima (5) mempertemukan bulir kapas dan padi tadi melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

 

O S A R A

 

Osara merupakan suatu kesatuan yang tak terpisahkan antara SIWOLE UWA, kain putih dan KALO sendiri. Osara dipelihara dan dihormati oleh masyarakat, mempunyai nilai dan kedudukan yang tinggi dalam hidup dan kehidupan masyarakat, mempunyai arti sejarah, adat istiadat dan kebudayaan. SIWOLE UWA adalah sejenis talam yang dianyam dari pelepah enau dengan motif-motif tertentu (dalam bahasa tolaki disebut pineburumbaku) dan bermakna sebagai dasar kehormatan. Diatas Siwole Uwa dilapisi dengan kain putih sebagai tanda kesucian dan keihlasan. Diatas kain putih didudukan/diletakkan Kalo, yaitu rotan bulat yang dipilin tiga membentuk lingkaran dan kedua ujungnya bertemu membentuk simpul tertentu. KALO melambangkan nilai permusyawaratan / pemufakatan tertinggi dalam jiwa penuh kedamaian dan kerukunan atas dasar jalinan kekeluargaan. Rotan itu sendiri sebagai suatu penjalin ikatan kekeluargaan yang kuat serta perlambang keserbagunaan. Dipilih / dijalin tiga bermakna suatu persatuan dan kesatuan dalam kehidupan masyarakat yaitu Pemerintah, Rakyat dan Hukum.

 

TAAWU DAN PADE

 

Taawu adalah semacam pedang yang berbentuk ramping panjang terbuat dari besi baja asli yang tidak ditempah, dibuat oleh orang yang pandai ilmu besi (bukan pandai besi). Taawu adalah sebagai alat pelindung yang tidak terpisahkan dengan kinia (perisai) tadi yang menjadi dasar lambang terutama atas serangan-serangan dari luar. Taawu sendiri berarti pantang mundur, menghadapi segala problem hidup dan kehidupan, perlambang semangat baja melaksanakan pembangunan. Pade adalah semacam parang biasa yang dipergunakan bekerja sehari-hari, terutama sebagai alat bertani / berladang.

 

GONG

 

Gong adalah salah satu benda budaya yang sangat urgent dalam acara-acara kesenian dan kebudayaan terutama dalam tari menari dan upacara-upacara lainnya seperti penjemputan tamu. Demikian pula dapat berfungsi sebagai tanda atau alat komunikasi. Berwarna hitam sebagai lambang kamantapan dan kedewasaan, mencanangkan sumber-sumber kehidupan kepribadian masyarakatnya, mencanangkan semangat dan gairah kehidupan baru dalam membangun, mencanangkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa.

 

PITA

 

Pita warna putih dan tulisan KONAWE warna merah. Pita putih sebagai penyimpul rasa kebangsaan yang kokoh dan suci serta tulisan KONAWE warna merah sebagai lambang keberanian dan spontanitas.

02

Sekilas Kabupaten Konawe

Profil Kabupaten Konawe


Kabupaten Konawe terbentuk secara dejure UU. No. 29 Tahun 1959 Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi Tenggara yang pada waktu itu beribu kota di Kendari, yang sekarang masuk wilayah Kota Kendari. Saat itu nama kabupaten koanwe adalah Kabupaten Daerah Tk. II Kendari. Sedangkan secara de facto realisasi pemerintahannya adalah sejak dilantik dan pengambilan sumpah oleh Drs. H. Abdullah Silondae (Alm) sebagai Bupati Kepala Daerah Tk.I II Kendari Tanggal 3 Maret 1960.

 

Terbentuknya Kabupaten Kendari (Konawe) terdiri dari 12 Kecamatan yaitu Kecamatan Kendari, Sampara, Wawotobi, Lambuya, Ranomeeto, Moramo, Unaaha, Asera, Lainea, Wawonii, Lasolo dan Tinanggea.

 

Perkembangan Pemerintahan Daerah Tk. II Kabupaten Kendari sejak Tanggal 3 Maret 1960 sampai dengan Tanggal 28 september 1962, ibukota Kabupaten Daerah Tk. II Kendari berkedudukan di Kendari.

 

Pada masa pemerintahan H. Andri Jufri, SH sebagai Bupati Kabupaten Daerah Tk. II kendari yang keempat ibukota Kabupaten Daerah Tk. II Kendari dipindahkan dari wilayah administrasif Kota Kendari ke wilayah Kecamatan Unaaaha dengan Ibukota Unaaha.

 

Pada Tahun 1995, Kabupaten Daerah Tk. II Kendari memekarkan sebagian wilayahnya berdasarkan UU. No. 6 Tahun 1995 Tentang Pembentukan Kota Madya Kendari saat itu Kabupaten Tk. II Kendari terdiri dari 27 wilayah Kecamatan dan 345 Desa / Kelurahan.

 

Pada Tahun 2003 Kabupaten Daerah Tk. II Kendari memekarkan wilayahnya berdasarkan UU. No. 4 Tahun 2003 Tanggal 23 Februari 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Konawe Selatan.

 

Wilayah Kabupaten Daerah Tk. II Kendari berubah nama menjadi Kabupten Konawe dengan ibukota Unaaha pada Tanggal 28 September 2004 berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 26 Tahun 2004 Tentang Perubahan Nama dari Kabupaten Kendari menjadi Kabupaten Konawe. Saat itu Pemerintah Kabupaten Kendari dipimpin oleh Drs. H. Lukman Abunawas, SH. M.Si sebagai bupati dan Drs. H. Tony Herbiansyah sebagai wakil bupati.

 

Pada tahun 2007 Kabupaten Konawe sebagian wilayahnya dimekarkan menjadi DOB Baru berdasarkan UU. No. 13 Tahun 2007 Tanggal 2 Juli 2007 Tentang Pembentukan DOB Kabupaten Konawe Utara.

 

Pada Tahun 2013 Kabupaten Konawe memekarkan wilayahnya lagi di bagian Kepulauan Wawonii berdasarakn  UU. No. 13 Tahun 2013 Tanggal 12 April 2013 Tentang Pembentukan DOB Baru Konawe Kepulauan. Sampai dengan Tahun 2013 wilayah administratif Kabupaten Konawe 29 Kecamatan dan 335 Desa / Kelurahan.

 

Sejak berdirinya sampai dengan saat ini Kabupaten Konawe telah dipimpin oleh beberapa bupati, yaitu :
 


1. Drs. Abdullah Silondae (Bupati) Periode 1960-1969

2. Aboenawas  (Bupati) Periode 1969-1973

3. Konggoasa (PJS. Bupati) Periode 1973

4. Abdul hamid (Bupati) Periode 1973-1977

5. H. Andri Jufri, SH (Bupati)  Periode 1977-1988

6. Drs. H. Anas Bunggasi (Bupati)  Periode 1988-1992

7. Drs. H. Razak Porosi (Bupati)  Periode 1992-2003

8. Drs. H. Lukman Abunawas, SH. M.Si (Bupati) - Drs. H. Tony Herbiansyah, M.Si (Wakil Bupati) Periode 2003-2008

 

Sejak berlakunya UU. No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Kepala Daerah dipilih secara langsung melalui pemelihan kepala daerah dan wakil kepala daerah atau pilkada. Kabupaten Konawe melakukan pilkada secara langsung pada Tahun 2008. Pemimpin hasil pilkada langsung Kabupaten Konawe adalah sebagai berikut :
 

9. DR. H. Lukman Abunawas, SH. M.Si (Bupati) - Drs. H. Masmuddin, M.Si (Wakil Bupati) Periode 2008-2013

10. Kery Saiful Konggoasa (Bupati) - Parinringi, SE., M.Si (Wakil Bupati) Periode 2013-2018

Dilansir dari konawekab.go.ig

Area Kantor Bupati Konawe
administrasi-konawe-a1-ok.jpg

03

Geografis

Letak Geografis
 

Secara Astronomis,  Kabupaten Konawe terletak antara garis bujur 121o20’00” – 122o40’00” BT dan garis lintang 02o42’00” – 04o08’00” LS. Sedangkan Secara administrasi pemerintahan, Kabupaten Konawe terletak di provinsi Sulawesi Tenggara dengan luas daerah pemetaan ini ± 5.858,33 km2 dengan batas-batas administratif sebagai berikut :

 

  1. Di sebelah Utara berbatasan dengan kabupaten Morowali (Sulawesi Tengah) dan Kabupaten Luwu Timur (Sulawesi Selatan).

  2. Di sebelah Timur berbatasan dengan kabupaten Konawe Utara, Kota Kendari , Konawe Kepulauan dan Laut Banda

  3. Di sebelah Barat berbatasan dengan kabupaten Kolaka, Kolaka Utara dan Kolaka Timur

  4. Di sebelah Selatan berbatasan dengan kabupaten Konawe Selatan.

04

Ibukota Kabupaten

Unaaha

 

Kota Unaaha sebagai ibukota kabupaten Konawe dapat dicapai dengan semua jenis transportasi darat selama 1,5 jam dengan jarak tempuh 75 km dari ibukota propinsi.

 

Demikian pula, kecamatan-kecamatan di kabupaten Konawe yang berjumlah 29 kecamatan dapat dicapai dengan menggunakan transportasi darat maupun laut. Khusus untuk kecamatan Routa, kesampaian daerah dapat dicapai dengan melakukan perjalanan lintas kabupaten dan lintas provinsi.

Tugu Adipura Unaaha
Sungai Konaweeha Konawe
Sungai-Konaweeha_Bendungan

05

Hidrologi

Hidrologi

 

Kabupaten Konawe mempunyai beberapa sungai besar yang cukup potensial untuk pengembangan pertanian, irigasi dan pembangkit tenaga listrik seperti Sungai Konaweeha dan Sungai Lahumbuti. Sedangkan Sungai Lapoa sekarang termasuk wilayah Kabupaten Konawe Selatan. Sungai Lasolo; Kokapi; Toreo; Andumowu; dan Sungai Molawe menjadi bagian wilayah Kabupaten Konawe Utara.

 

Sungai Konaweeha mempunyai debit air + 200 M3 per detik. Dari sana telah dibangun bendungan air Wawotobi yang mampu mengairi sawah seluas + 18.000 hektar. Selain sungai-sungai yang telah disebutkan di atas terdapat pula Rawa Aopa yang sangat potensial untuk pengembangan usaha perikanan darat.

06

Oceanografi

Oceanografi

 

Kabupaten Konawe memiliki perairan dengan luas ± 1.960 Km2 dan 10 buah pulau kecil dengan potensi yang sangat menonjol yaitu kekayaan hasil laut disamping juga memiliki panorama yang indah.

 

Oleh karena itu perairan Kabupaten Konawe sangat cocok untuk pengembangan usaha perikanan laut dan pengembangan wisata bahari. Beberapa jenis ikan dari hasil perairan Kabupaten Konawe seperti Cakalang, Tongkol, Ikan Teri, Ikan Layang, Udang dan hasil-hasil laut lainnya seperti : Teripang, Jamping-jamping, Lola, Mutiara dan Agaragar/Rumput Laut./

Pulau Bokori
Curah Hujan-konawe_edited.jpg

07

Keadan Musim

Keadaan Musim

Seperti daerah-daerah lain di Indonesia, di Kabupaten Konawe dikenal dua musim yaitu musim Kemarau dan musim Penghujan. Keadaan musim banyak dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup diatas wilayahnya. Pada bulan Nopember sampai dengan Maret, angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Benua Asia dan Samudera Pasifik, setelah sebelumnya melewati beberapa lautan.

 

Pada bulan-bulan tersebut terjadi musim Penghujan. Sekitar bulan April, arus angin selalu tidak menentu dengan curah hujan kadang-kadang kurang dan kadang-kadang lebih. Musim ini oleh para pelaut setempat dikenal sebagai musim Pancaroba. Sedangkan pada bulan Mei sampai dengan Agustus, angin bertiup dari arah Timur yang berasal dari Benua Australia kurang mengandung uap air. Hal tersebut mengakibatkan minimnya curah hujan di daerah ini. Pada bulan Agustus sampai dengan Oktober terjadi musim Kemarau. Sebagai akibat perubahan kondisi alam yang sering tidak menentu, keadaan musim juga sering menyimpang dari kebiasaan.

08

Curah Hujan

Curah Hujan

 

Curah hujan di Kabupaten Konawe tahun 2012 mencapai 1.537,9 MM dalam 126 hari Hujan (HH) atau lebih tinggi jika dibandingkan pada tahun 2011 yang mencapai 1.386,2 MM dalam 113 Hari Hujan (HH). Curah hujan di Kabupaten Konawe dapat dibagi atas tiga bagian yaitu :
1. Pola curah hujan tahunan antara 0 - 1.500 mm terdapat di bagian Selatan dan sedikit di bagian tengah yang meliputi sebagian Kecamatan Unaaha.
2. Pola curah hujan tahunan antara 1.500 - 1.900 mm terdapat di bagian tengah dan sedikit di bagian Utara, meliputi Kecamatan Wawonii, Lambuya, Soropia, Sampara, Wawotobi, dan sebagian Kecamatan Unaaha.
3. Pola curah hujan lebih dari 1.900 mm terdapat di bagian tengah.

Berpatung saat Hujan
bottom of page